Perempuan modern hidup di tengah dunia yang terus berubah. Meskipun telah banyak kemajuan dalam perjuangan menuju kesetaraan gender, tantangan struktural masih nyata. Menurut Global Gender Gap Report 2024 dari World Economic Forum, kesenjangan gender secara global baru tertutup sebesar 68,5%, dan diperkirakan butuh lebih dari 130 tahun untuk menutupnya sepenuhnya jika tidak ada percepatan kebijakan (Sumber : nontonpuas.id).
Dalam konteks ini, film memegang peran penting. Film dapat menjadi media yang memperlihatkan realitas, menggambarkan perjuangan, dan menginspirasi perempuan untuk terus melangkah maju. Representasi perempuan di layar lebar bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk membangun identitas, menyuarakan pengalaman, dan memperluas perspektif.
Berikut ini adalah film-film bertema perempuan hebat yang secara nyata merepresentasikan perjuangan, keberanian, dan ketangguhan perempuan. Film-film ini dipilih berdasarkan dampak budaya, kekuatan narasi, dan relevansi tematik.
Daftar Isi
- Little Women (2019): Kemandirian dalam Bingkai Tradisi
- Hidden Figures (2016): Mengungkap Pahlawan Ilmuwan
- The Iron Lady (2011): Kepemimpinan dalam Sorotan Gender
- Erin Brockovich (2000): Keadilan dari Akar Rumput
- Frida (2002): Seni dan Ketidaksempurnaan
- Suffragette (2015): Hak Suara yang Diperjuangkan
- Mulan (2020): Menggugat Norma Patriarkal
- The Color Purple (2023): Penyembuhan dari Luka Sosial
- Queen of Katwe (2016): Mengangkat Potensi dari Ketidakmungkinan
- Joy (2015): Inovasi di Tengah Kekacauan
- Representasi Perempuan Adalah Cermin dan Api
Little Women (2019): Kemandirian dalam Bingkai Tradisi
Greta Gerwig menghidupkan kembali kisah klasik Louisa May Alcott melalui film Little Women (2019). Film ini menceritakan empat bersaudari Jo, Meg, Amy, dan Beth March yang masing-masing menghadapi tantangan hidup di tengah norma sosial abad ke-19.
Jo March, sang protagonis, menjadi simbol perempuan yang menolak tunduk pada ekspektasi sosial. Ia mengejar karier menulis dan memilih kehidupan yang bebas. Karakter Jo didasarkan pada Louisa May Alcott sendiri, yang juga menolak pernikahan demi karya. Film ini meraih enam nominasi Oscar dan memenangkan Best Costume Design di Academy Awards 2020.
Hidden Figures (2016): Mengungkap Pahlawan Ilmuwan
Hidden Figures, disutradarai oleh Theodore Melfi, mengangkat kisah nyata tiga perempuan Afrika-Amerika (Katherine Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson) yang bekerja di NASA dan memegang peran vital dalam program luar angkasa Amerika Serikat tahun 1960-an.

Film ini bukan hanya menceritakan kecerdasan mereka dalam matematika dan teknik, tetapi juga perjuangan melawan diskriminasi rasial dan gender. Katherine Johnson sendiri dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Barack Obama pada 2015 atas jasanya.
The Iron Lady (2011): Kepemimpinan dalam Sorotan Gender
Diperankan oleh Meryl Streep, The Iron Lady mengisahkan perjalanan politik Margaret Thatcher, Perdana Menteri perempuan pertama di Inggris. Film ini mengungkap sisi pribadi dan profesional Thatcher, termasuk tekanan yang ia hadapi dalam dunia politik yang maskulin.
Streep meraih Academy Award untuk Best Actress atas perannya yang kompleks dan mendalam. Film ini memperlihatkan bahwa perempuan pemimpin harus menghadapi beban ganda—menjalankan kekuasaan dan menjaga identitas pribadi.
Erin Brockovich (2000): Keadilan dari Akar Rumput
Film ini didasarkan pada kisah nyata Erin Brockovich, diperankan oleh Julia Roberts. Erin adalah ibu tunggal yang berhasil mengungkap pencemaran air oleh perusahaan Pacific Gas and Electric (PG&E) di Hinkley, California, yang menyebabkan masalah kesehatan serius bagi warga setempat.
Dengan ketekunan dan empati, ia membawa kasus ini ke pengadilan dan menghasilkan penyelesaian sebesar $333 juta salah satu yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat untuk gugatan pencemaran lingkungan.
Frida (2002): Seni dan Ketidaksempurnaan
Frida, disutradarai Julie Taymor dan dibintangi Salma Hayek, adalah film biografi tentang Frida Kahlo, pelukis asal Meksiko yang terkenal karena lukisan self-portrait yang penuh emosi dan simbolisme. Film ini menyoroti kehidupannya yang sarat penderitaan fisik akibat kecelakaan dan polio, serta perjuangannya dalam dunia seni yang didominasi laki-laki.
Frida dikenal sebagai ikon feminisme karena keberaniannya melawan norma dan ekspresinya yang autentik. Film ini meraih dua Academy Awards untuk Best Makeup dan Best Original Score.
Suffragette (2015): Hak Suara yang Diperjuangkan
Disutradarai oleh Sarah Gavron, Suffragette menggambarkan perjuangan gerakan perempuan di Inggris awal abad ke-20 untuk mendapatkan hak suara. Film ini menampilkan tokoh fiksi Maud Watts yang terinspirasi oleh tokoh nyata seperti Emmeline Pankhurst.
Gerakan suffragette bukan hanya protes damai, tetapi juga aksi langsung, pengorbanan keluarga, bahkan pemenjaraan. Film ini menunjukkan bahwa kebebasan politik yang dinikmati perempuan saat ini adalah hasil perjuangan keras generasi sebelumnya.
Mulan (2020): Menggugat Norma Patriarkal
Versi live-action dari Mulan, diproduksi oleh Disney, menceritakan legenda Hua Mulan yang menggantikan ayahnya dalam wajib militer. Film ini mengangkat tema identitas, keberanian, dan ketidakadilan gender dalam budaya patriarki.
Mulan menjadi simbol perempuan yang mampu menghadapi tantangan dan membuktikan bahwa keberanian dan kepemimpinan tidak terbatas pada laki-laki. Film ini juga memperkuat semangat pemberdayaan perempuan dalam budaya Asia Timur.
Referensi: Smithsonian Magazine – The True Story of Mulan
The Color Purple (2023): Penyembuhan dari Luka Sosial
Film ini adalah adaptasi musikal dari novel karya Alice Walker, yang pertama kali diangkat ke layar pada 1985. Versi 2023 memperbarui pendekatan artistik dan emosional terhadap kisah Celie, perempuan kulit hitam di Amerika Selatan yang mengalami kekerasan, pelecehan, dan penindasan.
The Color Purple berbicara tentang penyembuhan, solidaritas perempuan, dan kekuatan untuk mengambil kembali kehidupan. Film ini adalah karya yang relevan untuk perempuan yang sedang atau pernah mengalami trauma.
Queen of Katwe (2016): Mengangkat Potensi dari Ketidakmungkinan
Film ini mengangkat kisah nyata Phiona Mutesi, gadis dari Uganda yang menjadi master catur setelah dibimbing oleh pelatih lokal. Dengan latar kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan, Phiona menunjukkan bahwa mimpi besar bisa tumbuh di tempat yang tak terduga.
Dibintangi Lupita Nyong’o dan Madina Nalwanga, Queen of Katwe menjadi film penting dalam membingkai potensi anak perempuan dari negara berkembang.
Joy (2015): Inovasi di Tengah Kekacauan
Joy menceritakan kisah nyata Joy Mangano, seorang ibu tunggal yang menciptakan Miracle Mop dan membangun kerajaan bisnisnya sendiri. Film ini menyoroti perjuangan perempuan di dunia bisnis yang keras, serta bagaimana inovasi bisa lahir dari kebutuhan domestik.
Film ini cocok ditonton oleh Anda yang ingin memulai usaha atau sedang mencari inspirasi untuk terus maju meski harus melawan arus.
Representasi Perempuan Adalah Cermin dan Api
Film dapat menjadi alat refleksi sekaligus penggerak perubahan. Ketika Anda menyaksikan kisah Jo March, Katherine Johnson, atau Celie, Anda tidak hanya menonton cerita, tapi juga menyerap nilai, keberanian, dan semangat dari para perempuan luar biasa.
Film-film ini tidak hanya penting untuk menghibur, tetapi juga membentuk cara pandang terhadap potensi perempuan. Setiap judul adalah pengingat bahwa perempuan punya kekuatan untuk mengubah dunia, dimulai dari dirinya sendiri.